Seorang guru dicipta untuk menghasilkan siswa yang baik. Baik
dalam artian sikap dan otaknya pun baik alisas cerdas. Paling tidak rata-rata
siswa yang diajar tersebut punya nilai bagus,itu yang diharapkan orangtua pada
umumnya.Lantas bagaimana dengan guru yang mengajar?Apakah dia juga punya niat
menmberhasilkan siswa yang
berkualitas?
Sebagai seorang guru sudah sepantasnya kita punya tanggung
jawab dan prioritas utama untuk mencerdaskan siswa didik.Bukan hanya karena materi
tapi tanggung jawab besar terhadap keberhasilan siswa.Jika kamu seorang guru
apa yang akan kamu lakukan terhadap siswamu?Seperti apakah nilai keberhasilanmu
dalam mengajar?
Ada enam (6) peran penting yang
mesti dilakukan oleh guru terhadap peserta didiknya. Peran ini sangatlah
penting untuk menilai diri sendiri oleh seorang guru (Refleksi) : “Apakah
secara personal dan profesional, guru sudah berkualitas dan efektif ?
1. Memperhatikan Pribadi Murid
Guru yang efektif dan profesional
amat care (perhatian) pada pribadi para peserta didiknya dan menampakkan hal
itu sehingga para peserta didik merasakannya. Perhatian personal seperti ini
paling dapat dirasakan dari tatapan mata di antara guru dengan para pserta
didiknya: tatapan mata perhatian dan suportif. Guru yang sungguh memerankan
“caring” akan lebih sering memberikan peneguhan dan dorongan semangat.
Karakteristik dari “caring” ini banyak bentuknya, seperti: kesabaran,
kepercayaan, kejujuran dan keberanian; juga mendengarkan dengan empatik,
memahami, mengenal masing-masing peserta didik secara individu, hangat dan
penyemangat; dan di atas semuanya itu, cinta pada pribadi peserta didik.
a. Mendengarkan (Listening)
Guru yang efektif mampu mendengarkan
penuh empatik, tidak hanya mendengarkan apa yang terjadi di dalam kelas, tetapi
terlebih tentang kehidupan peserta didiknya secara umum. Sikap dan tindakan
berarti menghargai tiap hal yang diungkapkan oleh sang peserta didik. Para
pserta didik butuh perhatian dan pendampingan, dan mereka amat menghargai guru
yang baik dan suka menyemangati. Dalam tindakan seperti itulah tampak bahwa
guru itu sungguh care atau tidak terhadap peserta didiknya.
b. Memahami (Understanding)
Peserta didik sangat menghormati guru
yang memahami apa yang menjadi masalah dan pertanyaan mereka. Hasil wawancara
dengan pserta didik secara konsisten menampakkan bahwa para siswa ini
menginginkan guru yang dapat mendengarkan keluh kesah, pemikiran, dan masalah
mereka serta dapat membantu mereka mencari jalan keluar darinya. Para siswa
merindukan sosok guru yang mengembangkan sikap saling menghargai antar
guru-siswa, merindukan sosok yang berbagi tentang hidup pribadi dan
pengalamannya. Guru yang siap sedia untuk siswa juga mendapatkan nilai
penghargaan yang tinggi. Peserta didik ingin melihat guru sebagai pribadi yang
autentik dengan perhatian dan empati yang tulus terhadap anak didiknya.
c. Mengenal Murid (Knowing Students)
Guru yang efektif dan care mengenal sungguh muridnya
secara formal maupun informal. Dia menggunakan kesempatan untuk terus menjaga
komunikasi yang terbuka dengan anak didik. Dia tahu siswanya secara individual,
tidak hanya mengerti masing-masing gaya belajar dan kebutuhan akademiknya, tetapi juga mengenal mereka secara personal, apa
yang mereka suka atau tidak suka, situasi dirinya yang bisa jadi mempengaruhi
perilaku dan penampilannya di sekolah. Guru yang efektif mengenal mereka pertama-tama sebagai person, baru kemudian sebagai
siswa.
2.Menghargai
dan Memperlakukan Secara Sama Masing-Masing Pribadi
Guru yang efektif mengerti sungguh
bagaimana menjaga kredibilitas dirinya. la akan berusaha untuk menekankan
nilai-nilai penghargaan dan perlakuan yang sama kepada tiap-tiap pribadi
muridnya. Selain itu, la pun menjadi model dan mempraktikkan nilai-nilai
tersebut. Murid sangat menghormati guru yang memperlakukan mereka secara adil,
tidak pilih kasih. Dan kalaupun ada anak yang bertindak keliru, akan lebih
dihargai oleh siswa jika guru tidak menasihatinya di depan seluruh kelas atau
di depan teman-temannya, melainkan ia berbicara berdua dari hati ke hati, lalu
mengatakan apa yang keliru serta memberikan masukan untuk tindakan yang benar
dan baik. Siswa sangat menghargai guru yang tidak membeda-bedakan mereka
berdasarkan ras, latar belakang budaya, dan gender.
3. Interaksi Sosial dengan Murid
Interaksi sosial dengan siswa adalah
kesempatan baik bagi guru untuk mengembangkan perhatian, perlakuan yang adil,
dan rasa hormat pada anak didiknya. Kemampuan seorang guru untuk melakukan
interaksi positif dan hubungan yang saling menghargai, sungguh memainkan
peranan yang kuat dalam menumbuhkan suasana pembelajaran yang positif dan
meningkatkan keberhasilan siswa. Kehadiran guru dalam kegiatan olah-raga,
konser musik, atau acara-acara yang melibatkan partisipasi siswa, amatlah
berharga bagi anak didik. Interaksi sosial yang konstruktif antara guru dan
siswa tidak hanya memberi sumbangan positif terhadap proses pembelajaran dan
pencapaian belajar murid, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri dan harga
diri siswa dengan cara menumbuhkan dalam diri mereka rasa memilki kelas dan sekolah
(sense of belonging). Dan melalui
interaksi sosial seperti ini, guru dengan lebih mudah memberikan tantangan yang
realistis kepada masing-masing siswa untuk meraih sukses.
4. Mendorong Antusiasme dan Motivasi untuk Belajar
Guru dapat dengan lebih efektif
memotivasi murid dengan cara mendorong mereka untuk secara pribadi bertanggung
jawab atas cara belajar, cara mengatur suasana kelas, menetapkan standar yang
cukup tinggi, melontarkan tantangan-tantangan, serta memberikan penguatan dan
semangat dalam mengerjakan tugas-tugas. Siswa akan melihat sosok guru yang
efektif seperti ini sebagai sosok pemimpin yang memotivasi. Meskipun sadar
bahwa ada beberapa murid mungkin lebih suka duduk tenang, guru yang efektif
tidak berhenti untuk terus memberikan motivasi dan melibatkan anak itu.
juga karena sadar bahwa tiap-tiap
siswa punya level motivasi yang berbeda-beda, sang guru dapat secara kreatif
menemukan strategi yang cocok untuk masing-masing. Ia tahu bagaimana memberikan
dukungan kepada siswa yang sudah memiliki motivasi intrinsik; sekaligus ia
terus mencari jalan bagaimana memberikan motivasi ekstrinsik bagi siswa yang
membutuhkannya.
Guru yang efektif mampu menciptakan
suasana kelas yang nyaman dan membekali para siswa dengan keahlian strategi
belajar sesuai kapasitas dan interes masing-masing individu. Sejalan dengan
tindakan menyediakan keahlian strategi belajar, tindakan melatihkan proses
berpikir yang lebih tinggi akan menciptakan lingkungan belajar yang
menyenangkan, selalu baru, dan tidak
membosankan. Guru yang memiliki dan menampakkan api semangat hidup dan
antusiasme merupakan faktor yang amat penting dalam memperkuat motivasi anak
didik,
5. Sikap terhadap Profesi Mengajar
Guru yang efektif memiliki dedikasi
tinggi kepada pribadi siswa dan terhadap tugas mengajarnya. Dalam dirinya
tertanam sikap bahwa ia bertanggung jawab atas keberhasilan anak-anak didiknya.
Ia mengusahakan berbagai strategi pembelajaran untuk melayani kebutuhan cara
belajar muridnya yang bervariasi, dengan satu tujuan: anak didiknya sukses.
Guru yang efektif suka bekerja secara
kolaboratif dengan kolega staf pendidik, suka berbagi ide, mau membantu teman
yang kesulitan, dan terlebih membantu guru yang masih baru. la selalu terbuka
dan ingin terns mengembangkan dirinya sebagai guru yang profesional, misalnya:
mengikuti seminar, workshop, training, pengembangan profesionalitas guru, dan sebagainya. Ia
menuntut dirinya sendiri untuk tiada henti belajar dan mengembangkan diri
sebagaimana ia menuntut murid-muridnya untuk belajar dan berkembang.
6. Sikap Reflektif
Guru yang efektif juga
memperlihatkan sikap dan tindakan hidup reflektif. Ia selalu mengevaluasi
kinerjanya dan proses mengajarnya di kelas. Ia juga melakukan evaluasi diri dan
kritik diri sebagai alat bantu untuk mengupayakan yang lebih baik di hari esok.
Guru yang reflektif akan memotret dirinya sebagai murid yang belajar. Ia selalu
ingin tahu hal-hal baru tentang seni dan teori mengajar, juga tentang dirinya
sendiri sebagai guru yang efektif. Secara berkesinambungan ia mengembangkan pembelajaran
dan mencoba pendekatan-pendekatan baru agar semakin dapat melayani kebutuhan
masing-masing siswanya dengan lebih baik.
Riset mendefinisikan guru reflektif
sebagai pribadi yang introspektif, artinya : mereka selalu mencari pemahaman
yang lebih mendalam akan pengajaran melalui studi lanjut atau membaca buku-buku
profesionalitas. Dengan cara melakukan refleksi setiap waktu, guru berkehendak
untuk menjadi pendidik yang lebih baik dan menanamkan sesuatu yang berbeda
(sesuatu yang positif) dalam hidup para muridnya. Guru yang efektif membuka
hati terhadap masukan dan kritik konstruktif demi perkembangan pribadi dan
keterampilannya; lalu mereka akan merefleksikannya dan belajar untuk berubah ke
arah yang lebih baik.
Untuk sampai ke tujuan seperti itu,
dibutuhkan pikiran yang terbuka, kejujuran, dan waktu yang cukup agar terjadi
perubahan dalam perilaku mengajar. Praktik refleksi juga meningkatkan
self-efficacy dan rasa percaya diri dalam diri guru. Kedua hal ini pada
gilirannya akan juga meningkatkan kemampuannya memfasilitasi siswa dalam
pengajaran dan menjadikan mereka semakin berani mengkomunikasikan kepercayaan
hidupnya untuk dibagikan kepada para siswa.